Tabloidwirausaha – Wirausaha Agribisnis Budidaya Tanaman Cabai |
Indonesia sebagai Negara beriklim tropis banyak menghasilkan berbagai jenis
rempah – rempah salah satunya adalah Cabai. Ada berbagai jenis tanaman cabe
yang tumbuh di negri ini seperti Cabai Merah, Cabai Kriting, Cabai Hijau, Cabai
Rawit bahkan ada jenis Cabai rawit yang memiliki tingkat kepedasan yang luar
biasa yang di masyarakat dikenal dengan sebutan Cabai Gila.
Cabai itu sendiri telah menjadi bagian dari masyarakat Indonesia
ini, hampir segala jenis kuliner yang ada di negri ini tidak terlepas dari
bumbu rempah – rempah yang satu ini. Masakan terasa hambar rasanya jika tidak
ditambahnkan bumbu Cabai. Bahkan kurang menggugah selera jika masakan tidak
dibumbui dengan Cabai. Jika melihat kepada kebutuhan masyarakat yang begitu
besar akan Cabai ini maka tidaklah berlebihan jika Cabai ini dapat dijadikan
sebagai peluang wirausaha yang cukup menjanjikan. Bahkan di momen – momen
tertentu seperti dalam penyambutan hari raya harga Cabai ini bisa meningkat
tajam.
Membudidayakan tanaman Cabai ini tidak terlalu sulit jika kita
mengetahui cara atau prosesnya, mulai dari pemilihan bibit, persemaian dan media
tanam, pemeliharaan (pemupukan dan pengairan), sampai pada proses panen (memetik
Cabai). Untuk penanaman setiap jenis Cabai seperti yang telah disebutkan
diatas, prosesnya hampir sama, untuk itu disini kami sampaikan proses penanman
bibit cabai secara umum. Hal pertama yang perlu dilakukan antaralain:
1.
Pemillihan Bibit Cabai yang berkualitas
Dalam hal ini ada tiga cara yang dapat Anda lakukan untuk
mendapatkan bibit / biji cabai yang berkualitas. Pertama, Anda dapat
membeli bibit cabai yang berkualitas langsung dari balai pertanian terdekat,
disini bibit cabai sudah pasti terjamin kualitasnya karena sudah melalui
penyeleksian dari para ahli dibidangnya. Kedua, Anda dapat membelinya
dari toko penjual benih atau dari petani Cabai setempat. Adapun yang ke-Tiga,
Anda membuat sendiri bibit Cabai nya namun hal ini dapat dilakukan jika Anda
sudah memiliki tanaman Cabai sendiri. Jika
Anda baru memulai kami sarankan memilih Opsi pertama atau kedua, hal ini untuk
memangkas alur proses penanaman, adapun poin ke-tiga dapat Anda lakukan selama
proses penanaman sampai panen.
2.
Penyemaian Bibit Cabai
Dalam proses penyemaian ini setidaknya ada dua cara yang dapat Anda
lakukan. Pertama, menggunakan sebidang tanah sebagai media persemaian. Jika
penanman cabai yang Anda lakukan dalam sekala besar maka menggunakan media
persemaian media sebidang tanah cocok digunakan, hal ini akan menampung lebih
banyak bibit yang di semaikan dan memudahkan dalam perawatan selama persemaian.
Kedua dengan menggunakan media polybag atau medi Pot, hal ini dapat Anda
lakukan jika Anda tidak memiliki cukup lahan yang luas untuk persemaian atau
Anda menanam untuk dikonsumsi sendiri.
Sebelum Anda melakukan proses penyemaian ada beberapa hal yang
perlu Anda lakukan agar proses mebibitan mendapatkan hasil yang maksimal.
Pertama :
Mempersiapkan benih Cabai, jemur terlebih dahulu biji tersebut kurang lebih dau
sampai tiga hari. Setelah penjemuran, rendam biji-biji tersebut dalam air
hangat. Jangan gunakan biji yang mengapung karena dapat
dipastikan pembibitan tidak akan berkembang dengan baik.
Kedua : Media
tanam baik menggunakan lahan ataupun polybag gemburkan tanah dan campur dengan
pupuk kompos supaya unsur hara yang terkandung didalam media tersebut menjadi
subur untuk pertumbuhan bibit cabai. Untuk media polybag sebaiknya menggunakan
polybag yang ukuran sedang atau besar dikarenakan bibit cabai yang ditaman di
media tersebut tidak perlu dipindahkan lagi sampai tumbuh dan berbuah.
Ketiga :
Pengairan, pastikan persemaian Cabai mendapat air yang cukup sehingga bibit
dapat tumbuh secara optimal. Pastikan Anda melakukan penyiraman minimal satu
kali sehari yang dilakukan pagi atau sore hari, dan pastikan juga persemaian
mendapat penyinaran matahari secara optimal.
3.
Media Tanam Cabai
Setelah usia kurang lebih 3 - 4 Minggu atau bibit telah tumbuh 4 – 6
helai daun permanen, bibit dari persemaian dengan media lahan tanah sudah dapat
dipindahkan ke media tanam selanjutnya yaitu bedeng. Sedangakan persemaian di
media polybag dibiarkan sampai berbuah hanya tinggal melanjutkan perawatan
saja. Untuk media polybag, satu polybag ditanami satu biji Cabai.
Media tanam dipersiapkan satu atau dua minggu sebelum prosos
penanaman. Berikut langkah – langkah yang dapat dilakukan.
ü Membuat lahan penanaman dengan cara
menggemburkan tanah bisa dengan cara di bajak ataupun di cangkul.
ü Mencampurkan pupuk kompos atau pupuk
kandang kedalam tanah yang sudah digemburkan hal ini bertujuan supaya media
tanam menjadi subur dan tercukupinya kesediaan unsir hara yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan bibit Cabai. Idealnya satu ton pupuk kandang atau kompos untuk satu
hektar lahan.
ü Setelah proses pencampuran, diamkan lahan
kurang lebih satu minggu supaya unsur yang terandung didalam pupuk bisa
tercampur secara optimal. Selama menunggu lakukan penyiraman lahan secara
teratur.
ü Jangan lupauntuk memperhatikan keasaman tanah jika PH kurang
dari 5 maka perlu di lakukan pengapuran biasanya dengan menggunakan dolomite
kurang lebih 500kG untuk setiap hektar lahan.
ü Setelah kondisi lahan dirasakan cukup
ideal untuk ditanami, selanjutnya lahan dibuat petak – petak memanjang (dibuat
bedengan), buatlah ukuran bedengan
dengan lebar 100 -120 Cm dan tinggi kurang lebih 50Cm, sedangkan untuk
panjangnya sendiri disesuaikan dengan kondisi lahan.
ü Buat jarak antar bedengan kurang lebih 30
– 40 Cm.
ü Setelah bedengan terbentuk, tutuplah
bedengan dengan plastik mulsa dengan tujuan untuk mempertahankan kelembapan
tanah, tetapi jika kondisi cuaca dan keadaan tanah dapat memberikan kelembapan
yang bagus maka penutupan dengan plastik mulsa tidak perlu dilakukan.
ü Buatlah lobang – lobang untuk penanaman
bibit cabai dengan cara zig-zag dengan jarak antara 50 – 60 Cm, supaya tanaman
cabai nantinya dapat tumbuh optimal.
4.
Penanaman Bibit Cabai
Proses selanjutnya adalah siap untuk menanam bibit Cabai. Bibit cabai
yang telah berumur 3 – 4 Minggu atau telah memiliki 4 – 6 helai daun permanen
selanjutnya dipindahkan dari persemaian kelahan pembesaran (Bedengan) yang telah
dipersiapkan sebelumnya. Proses penanaman itu sendiri paling baik dilakukan
pada pagi atau sore hari hal ini untuk menghindari terik dari matahari secara
langsung.
5.
Pemeliharaan
Selama proses pertumbuhan Cabai, Petani hendaknya melakukan
perawatan dan pemeliharaan tanaman cabai itu sendiri supaya hasil yang dicapai
maksimal. Ada beberapa proses pemeliharaan yang dapat dilakukan diantaranya:
Penyiraman, Penyiangan, Pemupukan dan Pengendalian hama dan penyakit.
Penyiraman : Penyiraman hendaknya disesuaikan dengan kondisi cuaca, jika
cuaca panas atau musim kemarau hendaknya dilakukan setidaknya 2 kali penyiraman
yaitu pagi dan sore hari. Tetapi jika kondisi musim hujan bisa dilakukan satu
kali penyiraman saja.
Penyiangan : Rumput liar biasanya akan tumbuh disekitar tanaman seiring
dengan tumbuhnya tanaman itu sendiri. Penyiangan bisa dilakukan dengan cara
mencabut atau menyabit rumput yang ada disekitar tanaman Cabai.
Pemupukan :
Pemupukan bisa dilakukan 1 bulan setelah masa tanam dan pemumukan selanjutnya
bisa dilakukan setelah masa panen. Pemupukan susulan bisa menggunakan pupuk
organik cair atau kompos. Berikan pupuk cair yang telah diencerkan sebanyak 100
ml untuk setiap tanaman. Sedangkan pupuk kompos sebanyak 500-700 gram. Jika
pemupukan menggunakan pupuk buatan maka dapat menggunakan komposisi sebagai
berikut :
ü
Urea : 200 Kg/Hektar
ü
KCL : 150 Kg/ Hektar
ü
TSP : 200 Kg/Hektar
Pengendalian Hama dan Penyakit : Hama dan penyakit yang kerap
menyerang tanaman cabai diantaranya tungau merah, kutu daun berwarna kuning, kutu gurem atau thrips, walang sangit,
antraknose, lalat buah, ulat buah dan lain sebagainya. Ciri ciri tanaman yang
terserang penyakit biasanya tanaman berwarna seperti perak, tampak pucat dan
daun menjadi layu atau kriting.
Ada beberapa cara untuk menghilangakan hama yang mengganggu tanaman
cabai tersebut diantaranya dengan cara sederhana yaitu dengan mencabut tanaman
yang terserang atau mengumpulan bagian tanaman yang terserang kemudian di
musnahkan, atau bisa juga dengan menggunakan obat pembasmi hama seperti jenis
pestisida yang tentunya harus mengikuti sesuai dengan tatacara penggunaanya
supaya memberikan hasil yang maksimal.
6. Masa Panen
Sekarang tiba saatnya masa panen, memetik hasil dari jerih payah selama
masa tanam sampai pemeliharaan. Masa panen biasanya tanaman telah menginjak
usia 75 – 80 hari dan periode panen tersebut berulang selama kurang lebih 6
bulan, dengan jarang antara panen pertama dengan panen berikutnya kurang lebih
3 – 7 hari.
Dalam proses memanen tentunya tidak semua buah matang untuk itu pastikan
buah cabai yang di petik adalah buah yang sudah matang atau setengah tua. Buah cabai
yang sudah siap panen tidak mesti berwarna merah saja akan tetapi ada juga yang
berwarna hijau dengan ciri ciri apabila di pijit buah terasa padat dan sedikit
keras.
Untuk cabai merah itu sendiri biasanya sekali panen bisa mencapai
10-14 ton per hektar, tergantung dari jenis varietas dan teknik budidayanya
bahkan jika teknik budidaya dilakukan secara optimal dapat menghasilkan lebih
dari 14 Ton Per hektarnya.
Jika harga cabai merah sekarang kisaran
Rp. 20.000/Kg, maka dapat menghasilkan 2 – 2,8 Milyar Per hektar, sungguh
penghasilan yang luar biasa.
Demikian artikel singkat cara budidaya
tanaman Cabai, semoga dapat menginspirasi dan menambah wawasan pengetahuan Anda
semua. Selamat mecoba dan sukses selalu!!!
Artikel disarikan dari berbagai sumber.
Image Source : www.budidayapetani.com
Post a Comment