Tabloidwirausaha.com | Penanaman bawang merah umumnya dilakukan pada musim tanam Mei-Juni
dan akhir musim penghujan untuk beririgasi teknis seperti di daerah pusat
produksi bawang merah seperti Brebes, Probolinggo dan Nganjuk.
Penanaman dapat dilakukan sepanjang tahun. Namun umumnya
penanaman dilakukan secara serempak sehingga pada saat panen, produksi selalu
melimpah. Padahal sebenarnya penanaman dapat dilakukan secara berjadwal atau
bergilir sehingga panen bawang merah tidak bersamaan.
Cara penanamannya juga tergolong
tidak bergitu rumit. Intinya terdapat pada pengolahan tanah, pemupukan dan
pasca panen.
PENGOLAHAN TANAH
Cara pengolahan tanah dan penanaman
sangat menetukan produksi bawang merah. Bawang merah membutuhkan tanah
gembur, oleh karenanya pengolahan tanah sangat diperlukan hingga tanah menjadi
gembur dengan kedalaman olah sekitar 25-30 cm.
Penanaman lebih baik dilakukan dalam
bedengan untuk musim kemarau sekitar 20-25 dan untuk musim penghujan sekitar
40-50 cm. Penanaman tanpa menggunakan bedengan tidak disarankan karena resiko
adanya genangan air yang mempengaruhi negatif pertumbuhan tanaman dan
meperbanyak timbulnya penyakit.
PEMUPUKAN
Kebutuhan pupuk setiap jenis tanaman
berbeda tergantung pada tingkat kesuburan tanahnya. Tindakan pemupukan
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hara bagi tanaman, bila suplai hara dalam
tanah tidak mencukupi.
Oleh karena pemupukan yang tidak
efisien dapat menyebabkan meningkatnya biaya produksi. Pemupukan pada
tanah-tanah yang produktif seperti di pusat produksi kabupaten Nganjuk dan
Probolinggo tidak perlu berlebihan, cukup menggunakan takaran urea 200 kg/ha,
KCl 200 kg/ha dan ZA 450-500 kg/ha yang masing- masing diberikan separo pada
umur tanaman 15 dan 30 hari.
Sedangkan untuk pupuk dasar dapat
menggunakan pupuk kandang kotoran sapi 10-15 ton/ha atau kotoran ayam yang
sudah masak sebanyak 5 ton/ha dan TSP 150 kg/ha yang diberikan 7 hari sebelum
tanam.
Cara pemupukan sebaiknya dilakukan
dngan membuat larikan di sekitar tanaman dan pupuk dibenamkan kemudian ditutupi
tanah. Pemupukan dengan cara menyebar sebaiknya tidak dilkukan karena tidak
efisien dan bila pupuk menempel pada daun akan menyebabkan trebakar.
Setelah tanaman bawang merah
dipupuk, dapat diairi dengan cara di "sirat". Sebaiknya bawang
merah disiangi lebih dulu sebelum dilakukan pemupukan agar gulma tidak
tumbuh semakin subur.
Hama & Penyakit Pada Bawang
Merah
Sudah seyogyanyalah para petani bawang merah untuk mewaspadai
masalah hama dan penyakit tersebut. Berikut ini akan kami berikan macam-macam
hama dan penyakit yang menyerang tanaman bawang merah beserta
pencegahannya.
ULAT
BAWANG
Gejala :
Gejala serangan ditandai dengan
bercak putih transparan pada daun, karena daging daun dimakan ulat.
Pengendalian :Pengendalian
dapat menerapkan konsep PHT, antara lain : secara mekanik dengan mengumpulkan
dan memusnahkan telur dan larva yang biasa disebut jempoli. Sedangkan
penyemprotan dengan insektisida efektif dan selektif mulai dilakukan bila
kerusakan tanaman mencapai 5%.
Frekuensi penyemprotan 2 - 3 hari
sekali atau tergantung kondisi serangannya. Sebaiknya menggunakan pestisida
secara bergantian dan agar dihindari mencampur bermacam-macam insektisida
menjadi satu karena tidak efektif serta takaran yang digunakan tidak perlu
berlebihan.
Sebaiknya menggunakan takaran sesuai
petunjuk penggunaannya pada masing-masing obat. Selain itu dapat memasang
perangkap yang dilengkapi dengan sex feromon untuk menangkap serangga jantan,
sejumlah 40 perangkap / ha.
Perangkap dapat berupa botol plastik
berlubang kecil dan didalamnya diikat satu tangkai sex feromon, yang dapat
diganti sebulan sekali.
Dengan demikian serangga jantan akan
tertangkap sehingga perkawinan akan berkurang dan mengurangi populasi ulat.
PENYAKIT
LAYU FUSARIUM
Gejala :Penyakit ini
ditandai dengan tanaman kurus kekuningan dan busuk pangkal serta akarnya
sehingga tanaman mudah tercabut.
Pengendalian :Tanaman yang
terserang harus segera dicabut dan dimusnahkan. Untuk pengendalian dapat
dilakukan dengan memberikan obat / fungisida pada tanah sebelum tanah ditanami.
BERCAK UNGU
Gejala :Ditandai dengan
adanya bercak putih dengan pusat keunguan pada daun.
Pengendalian :Pengendalian dengan cara menyiram tanaman setelah turun hujan atau terkena embun, untuk mengurangi spora penyakit yang menempel pada daun. Selain itu dapat menggunakan fungisida selektif dan efektif.
Pengendalian :Pengendalian dengan cara menyiram tanaman setelah turun hujan atau terkena embun, untuk mengurangi spora penyakit yang menempel pada daun. Selain itu dapat menggunakan fungisida selektif dan efektif.
ANTRAKNOSE
Gejala :Tanaman yang terinfeksi akan mati dengan cepat dan mendadak. Pada daun terlihat bercak berwarna putih, selanjutnya terbentuk lekukan ke dalam, berlubang dan patah.
Pengendalian :Penyakit ini cepat sekali menular, sehingga harus segera digunakan fungisida yang efektif dan selektif.
Sebaiknya penyemprotan terhadap hama
dan penyakit dilakukan sebelum matahari terbit atau sore hari dengan arah
penyemprotan searah angin dan penyemprotan tepat mengenai tanaman / sasarannya
sehingga pestisida yang disemprotkan tidak terbuang percuma dan lebih efisien.
PASCA PANEN
Tanda-tanda tanaman yang siap dipanen
: umur tanaman sudah cukup tua, misal varietas bawang biru umur 60 hari,
bawang varietas philipine umur 70 hari, dan tidak mengeluarkan daun
muda.
Keadaan tanaman antaraa umbi dan
badan sudah lembut, tanaman mulai rebah, daun bagian bawah mulai menguning dari
ujungnya. Panen dengan cara mencabut bilamana tanah gembur dan umbi 90% diatas
tanah, akan tetapi bilamana umbi masih di dalam tanah maka perlu alat bantu
berupa sabit kecil untuk menggali.
Penjemuran ditempatkan pada bedengan
bekas lahan tanam, dengan cara merebahkan bawang setebal 5 cm dan daun ditaruh
di bagian atas sedangkan umbinya tertutup daun, sehingga umbi bawang merah
tidak kelihatan pada penjemuran tersebut, pada akhir penjemuran umbi yang
kelihatan ditutupi dengan jerami.
Tujuan pengeringan ini adalah
pengeringan aun, bukan pengeringan umbi. Lama penjemuran 7-10 hari sesuai
dengan keadaan cuaca.
Bilamana daun sudah kering diadakan
penalian. Penalian biasanya dilakukan pada malam hari sebab daun tidak keras,
bila daun terlalu keras umbi banyak yang lepas dengan daunnya.
Umbi yang lepas dari daunnya tidak
dpat disimpan lama dan harganya di pasaran lebih murah. Bilamana bawang
tersebut ingin disimpan maka penjemuran dilakukan dalam keadaan ikatan dengan
posisi umbi ditaruh di bagian atas.
Sumber: http://wirausahamodalkecilkita.blogspot.co.id
Post a Comment